Wow! Singapura “Impor” PSK dari Palembang

Bisnis esek-esek kini semakin mengepakkan sayapnya. Pekerja Seks Komersial (PSK) kini tidak hanya mencari ladang di dalam negeri. Mereka juga membidik Singapura sebagai ladang subur mengeruk uang.

Keuntungan yang didapatkan cukup besar, lebih dari Rp 30 juta per orang. Para ‘anak ayam’ begitu sebutan bagi para PSK ini, cukup bekerja selama 28 hari dengan paspor pelancong yang dibuat di Indonesia.

Anak ayam ini direkrut Meri (31), seorang makelar yang menyebut dirinya mami. Bersama satu orang anak ayam berpengalaman, mereka mendatangi rumah PSK door to door. Hasilnya lumayan. Dalam beberapa hari saja, empat orang PSK diberangkatkan ke Singapura.

Mery adalah pemain baru di Palembang. Dari pengakuannya baru menetap tiga bulan dan belum mempunyai jaringan. Anehnya, ia berani menyatroni rumah para pelayan kafe di rumah susun untuk menawarkan jasanya.

Awal pertemuan Sripo dengan Mery bermula seminggu yang lalu. Saat itu Mery tengah membujuk seorang perempuan muda di kawasan rumah susun untuk dibawanya ke Singapura. Tidak seperti germo yang biasanya tampil glamor, Mery berkeliling hanya menggunakan sepeda motor milik kakak iparnya.

Dalam penawarannya Meri mengatakan, bisnis ini telah ditekuninya selama empat tahun terakhir. Para anak ayam yang direkrutnya berasal dari berbagai kota dan provinsi di Sumatera dan Jawa. Dari Palembang saja, telah puluhan PSK yang berhasil dan kaya dari bisnis sekejap ini.

Meri mengaku, menjalankan bisnis ini atas suka sama suka dan tanpa tipu muslihat. Keuntungan yang diperolehnya tidak banyak. Mery bahkan berani memberikan penawaran kepada Sripo untuk mencarikannya PSK-PSK yang mau bekerja di Singapura.  Dengan iming-iming uang Rp.300 ribu per PSK, Mery mempercayakan jaringan Palembang kepada Sripo “Saya butuh kalian untuk perkembangan bisnis ini ke depan,” cetus perempuan ini.

Dalam meyakinkan Sripo, ia bahkan memberi jaminan keamanan dan kepuasan hasil yang didapat. Tak sungkan-sungkan, ia pun memberi alamat dan nomor teleponnya jika sewaktu-waktu membutuhkannya. “Tidak perlu takutlah, keamanan semua kami jamin asal ceweknya mau kerja. Kamu coba dulu satu perempuan nanti pasti kamu percaya. Nanti kalau sudah berhasil saat pemberangkatan pertama, kamu bukan dapet honor lagi tapi langsung bagi hasil,” jelasnya.

Meri menerangkan, anak ayam yang berminat bekerja di Singapura akan dibuatkan paspor di Kantor Imigrasi setempat dengan jangka waktu satu bulan.  Setelah paspor selesai, anak ayam diberangkatkan dari Palembang menggunakan pesawat merpati ke Batam. Sebelum ke Singapura, anak ayam menginap sehari di penampungan yang terletak di Perumahan Happy Garden, Nagoya.

Besoknya berangkat ke Singapura menggunakan kapal jukung. Seluruh biaya perjalanan pergi ditanggung makelar mulai dari paspor, tiket berangkat, makan dan penginapan. Anak ayam cukup menyediakan KTP, Akta Lahir dan Kartu Keluarga. Biaya pulang ditanggung anak ayam. Anak ayam yang tidak memiliki kelengkapan surat akan dibuatkan di Batam oleh mami. “Nanti pas di Singapura, para anak ayam ini disuruh pakai kerudung dan tidak boleh berbicara dengan saya. Setelah mereka masuk baru saya nyusul,” ungkapnya.

Di Singapura, anak ayam akan dipertemukan dengan Bapak Ayam, seorang warga cina yang menguasai kawasan Kelang, tempat anak ayam ‘jualan’. Anak ayam dikenai utang 2.200 dollar Singapura per orang, atau senilai 110 kong (main). Tarif sekali main 40 dollar Singapura selama 30 menit, keluar atau tidak.

Jika anak ayam pintar merayu dan memberikan servis memuaskan akan mendapatkan tips dari konsumen. Tips ini hak anak ayam di luar utang. “Biarpun nggak keluar (ejakulasi-red) kalau sudah lewat waktu pelanggan harus cabut, tapi kalau keluar sebelum habis waktu, itu salah sendiri,” jelas Mery.

Anak ayam yang berparas cantik dan agresif, bisa melunasi utang dalam jangka waktu 10 hari saja. Sisa waktu bisa dipergunakan untuk mengeruk keuntungan. “Kalau milih-milih susah. Kita di sana sebentar cuma 28 hari. Kalau tidak banyak ‘main’, untungnya sedikit. Ruginya ya di anak- anak,” jelasnya.

Lokasi kerja di Singapura terletak di dekat Pelabuhan Klang. Kawasan ini merupakan salah satu pusat transaksi prostitusi yang ramai di Singapura. “Di Klang semua aman, tidak ada tamu yang berani macem-macem. Penjaga banyak. Kalau seandainya ada tamu yang rese bisa mati di pukuli,” jelasnya.

Selama bekerja, penginapan, makan dan keamanan ditanggung bapak ayam. Jika terjadi razia, anak ayam harus menyelamatkan diri sendiri. Nantinya, dijemput lagi oleh bapak ayam. “Kalau konsumen main kasar, langsung teriak aja. Nanti bodyguard yang pukul konsumen. Pokoknya bisa-bisa kita jaga diri disana,” yakinnya.

Selama di Singapura, kerabat bisa mengecek keadaan anak ayam baik melalui SMS atau telepon. Untuk hal ini disarankannya jangan terlalu sering dilakukan mengingat anak ayam harus mengejar omset sebesar-besarnya.

Setelah habis kontrak, anak ayam bisa kembali memperpanjang kontrak dua bulan kemudian. Hal ini agar konsumen tidak hafal dengan muka si anak ayam. “Banyak yang minta lagi karena enak dan duitnya banyak. Kalau di sini sudahlah. Badan hancur, duitnya sedikit,” tukasnya.

Linda (23) mantan PSK di Singapura yang merasa sukses menceritakan pengalamannya selama bekerja. Selama bekerja di Klang, hasil yang didapatnya cukup besar. “Kamu pasti kaget kalau udah tukar uang di money changer, soalnya kerja 28 hari saja udah dapat hampir 30 juta,” kenangnya.

Linda mengaku, empat kali pulang pergi Singapura untuk menjual diri dan saat ini telah berhenti karena menikah. Menurutnya, cara kerja di Singapura lebih manusiawi dibandingkan di Indonesia. “Di sana orang harus pakai kondom, dan cek kesehatan dilakukan setiap dua minggu sekali. Memang ada tamu yang tidak mau pakai kondom, tapi itu tergantung perempuannya. Biasanya yang seperti itu tamu ngasih tips, dan atas kesepakatan bersama,” bebernya.

Linda sendiri mengaku, jika tidak karena suami ia masih berminat bekerja di Singapura sebagai PSK. Melimpahnya uang yang didapat dan rapinya cara kerja membuatnya ketagihan untuk mengulangi profesi haram tersebut. “Sekarang saja masih senang selingkuh. Tapi tanpa sepengetahuan suami. Karena dia kerja di kapal,” tukasnya.

1 Comment

  1. Dasar…!!! Gimana HIV/AIDS nggak cepat menyebar. kalau hal yang beginian masih terus berjalan….. ❗


Comments RSS TrackBack Identifier URI

Leave a comment

  • RSS Unknown Feed

    • An error has occurred; the feed is probably down. Try again later.
  • “ISI – PORO”





  • Subscribe in Bloglines


  • RSS Unknown Feed

    • An error has occurred; the feed is probably down. Try again later.
  • “B A K A N C I N G”